Sunday, November 30, 2008

NATAL ITU BOHONG

NATAL DAN KEBOHONGANNYA

Al Quran menyatakan dengan tegas :
?Sungguh benar-benar kafirlah orang yang berkata: ?Allah itu adalah Isa Al Masih Putera Maryam? [Qs. Al Maaidah 72].

Dalam bukunya THE PLAIN TRUTH ABOUT CHRISTMAS Herbert W. Armstrong seorang Pastur Worldwide Church of God yang berkedudukan di Amerika Serikat dan juga sebagai kepala editor majalah Kristen "Plain Truth" yang bertiras sekitar 8 juta eksemplar tiap bulan mengungkap seluruh kebohongan tentang asal usul Natal yang tidak lain dan tidak bukan hanya merupakan sebuah "DAGELAN" kaum Murtadin yang berasal dari peringatan hari lahirnya Dewa Matahari lalu entah siapa yang memulainya telah dijadikan menjadi tanggal lahirnya "yesus" dan perayaan Natal. Belum lagi ditambah berbagai pernik yang tidak masuk akal disekitar "Natal" (Piet hitam, Santa Claus, salju), sebenarnya sudah bisa menjelaskan atas perayaan DAGELAN tersebut.

Lalu ada polemik disebagian umat Islam tentang boleh tidaknya mengucapkan "selamat" hari Natal kepada kawan atau mungkin saudaranya yang kebetulan beragama Nasrani, padahal sudah jelas jangankan mengacu pada Al Quran, dengan mengacu pada temuan temuan atas kebohongan 'misteri natal" saja sudah selayaknya umat Islam menutup mulutnya atas hal itu.

Natal bagi kaum muslimin"


Peringatan Natal (ulang tahun kelahiran Yesus) beda sama sekali dengan peringatan Maulid Nabi (peringatan kelahiran Rasulullah saw.) atau dengan proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus. Peringatan Maulid Nabi dan Proklamasi RI sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan ibadah mahdah (ritual), yang boleh ditinggalkan atau diselenggarakan, bukan masalah. Sedang Natal dalam Kristen, merupakan ibadah yang musti diperingati setiap tahun sebagaimana kedudukan shalat Ied bagi umat Islam. Bagi umat Islam, peringatan Natal yang dirayakan umat Kristen itu adalah hak asasi mereka. Umat Islam tidak usah menghalang-halangi dan meributkan kemeriahan Natal, selama perayaan itu tidak mengganggu akidah umat Islam.

Namun, perayaan Natal berubah jadi masalah antaragama, ketika ada pihak-pihak Kristen yang ingin mendapatkan sambutan iman dari umat agama lain, terutama Islam. Misal, ingin agar umat Islam mengucapkan ?Selamat Hari Natal? pada mereka. Ingin agar umat Islam (terutama para pejabat tinggi negara) ikut merayakan Natal bersama di gereja, dan lain sebagainya. Bagi sebagian umat Kristen, diberi ucapan Selamat Natal oleh umat Islam adalah satu kebanggaan dan kemenangan yang tak ternilai harganya.

Hal ini tercermin dalam tulisan Pendeta (murtadin) Rudy Muhammad Nurdin dalam bukunya:
?Sebagai pengikut Nabi Muhammad saw patutlah dan tidak salah muslim juga mengucapkan Salamah Maulid Isa Almasih (Selamat Natal Qurani) ?? Kisah Riwayat Nabi Muhammad saw. yang menikah dengan Siti Khadijah, isteri pertama nabi yang pada waktu itu beragama Kristen Nasrani, dan pada waktu itu agama Islam belum ada. Tentu umat pada waktu itu merayakan Maulid Nabi Isa as. yang kemudian diterjemahkan jadi Natal, bahasa yang berasal dari Brasilia (bahasa Latin). Bagi saya baik-baik saja agar Natal diganti dengan Selamat Maulid Isa Alaihisalam? (Selamat Natal Menurut Al Qur?an, hal. 11-12).

Itu sangat mengada-ada. Jangankan Nabi Muhammad, Nabi Isa dan para pengikutnya sampai abad ke-4 saja tidak pernah merayakan ulang tahun kelahiran Nabi Isa. Dari ratusan buku, ensiklopedi, dan hadits yang telah dikaji oleh Tim FAKTA, tak satupun yang menuliskan bahwa Nabi Muhammad pernah merayakan Natalan bersama umat Kristen. Tuduhan Pdt. Nurdin itu adalah kebohongan besar.

Misteri 25 Desember


Para Teolog yang berpikir kritis dan ilmiah, secara jujur mengakui 25 Desember bukan hari lahirnya Yesus. Tabloid Victorius edisi Natal tahun lalu mengungkapkan keheranannya soal Natal yang misterius: ?Entah kapan dan siapa tokoh pencetus hari Natal, hingga sekarang masih dicermati.

Dan apa benar tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Yesus? Ini masih misterius?.
Dr. J.L. Ch. Abineno menambahkan: ?Gereja-gereja merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Kebiasaan ini baru dimulai dalam abad ke-4. Sebelum itu Gereja tidak kenal perayaan Natal. Gereja tidak tahu pasti kapan ?pada hari dan tahun keberapa? Yesus dilahirkan. Kitab-kitab Injil tidak memuat data-data soal itu. Dalam Lukas pasal 2 dikatakan bahwa pada waktu Yesus dilahirkan, gembala-gembala sedang berada di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (ayat 8). Itu berarti Yesus dilahirkan antara bulan Maret atau April dan November? (Buku Katekisasi Perjanjian Baru, hal. 14).

Misteri 25 Desember dan kontroversi Natal, asal-usulnya masih diperdebatkan tak ada ujung pangkalnya. Tidak heran jika sebagian kalangan Kristen ada yang merayakan Natal pada 6 Januari, atau 25 Maret, atau 19 April. Bahkan Kristen Advent tidak merayakan Natal sama sekali.

Asal-usul Natal


imageAkar perayaan Natal berasal dari kebudayaan bangsa Romawi. Orang Romawi sekitar abad ke-10 hingga 7 sebelum Yesus lahir (sebelum Masehi) mengenal hari lahirnya Dewa Matahari yang diperingati tiap 25 Desember dengan sebutan ?Saturnalia?. Hari itu dianggap sebagai ?The Winter Saltice?, saat mana matahari berada di titik yang paling jauh dari katulistiwa.

Saat matahari memperpanjang kekuatan untuk naik dalam titik balik perjalanan tahun. Saat itulah beberapa daerah di Eropa menjadi siang sepanjang hari tanpa mengalami datangnya malam. Itu pas tanggal 25 Desember. Pada proses itulah perayaan Saturnalia dirayakan dengan pesta pora, hura-hura, mabuk-mabukan, dan berbagai ritual amoral. Mereka menganggap bahwa ini adalah keajaiban alam yang dapat dibuat sang matahari. Itu sebabnya matahari dipuja sebagai Dewa Matahari.

Diadopsi Gereja


Ketika Byzantium berkuasa, kaisar Konstantinus Agung mengkonversi Kristen sebagai agama negara. Banyak gereja didirikan dan semua penduduk di daerah kekuasaan Romawi disuruh masuk Kristen. Maka terjadilah proses Sinkretisme antara agama lama dengan agama Kristen. Gereja mengadopsi kebudayaan masyarakat dengan harapan agar pengikutnya tetap jadi Kristen.

Itu sebabnya pada 355 M, Liberius, Bishop Katolik, memproklamirkan tanggal 25 Desember yang tadinya diperingati sebagai lahirnya Dewa Matahari, mulai saat itu diubah jadi peringatan hari lahirnya Yesus Kristus. Liberius mengaitkan perayaan Saturnalia dengan Yesus sendiri. Dia mendasarkan keputusannya atas keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Dewa Matahari itu. Maka disimpulkan bahwa Yesus adalah sumber segala terang. Bahkan tertulis dalam Injil bahwa Yesus mengaku: ?Aku adalah Terang Dunia?.

Dengan demikian, jelaslah bahwa peringatan Natal Yesus Kristus 25 Desember itu bukan ajaran Yesus, tik ada dalam kitab suci, hanya meniru ajaran agama kafir sebelumnya.

Natal Sang Immanuel


Salah satu ayat yang sering dijadikan motto dalam peringatan Natal adalah Injil Matius 1:23 ?Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan dia Immanuel, yang berarti: Allah menyertai kita?.

Ayat tersebut menubuatkan bahwa bayi yang dikandung Maria itu nantinya akan diberi nama Immanuel. Padahal, selama hidupnya Yesus tidak pernah dipanggil Immanuel. Bahkan pada hidupnya pun Yesus tidak mengatakan Immanuel (Allah menyertai kita). Menurut cerita Bibel, ketika menghembuskan nafas terakhir di tiang salib Yesus justru berteriak: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku ? (lihat Injil Matius 27:46).

Kelahiran Yesus versi Al Quran


Al Quran memberikan isyarat kelahiran Nabi Isa di Palestina sebagai berikut:
?Goyang-goyangkanlah pohon kurma itu, niscaya pohon itu akan menjatuhkan buahnya yang masak untukmu? (Qs. Maryam 25). Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Nabi Isa lahir pada musim buah korma. Di Palestina, buah korma bisa masak ketika musim kemarau, yaitu sekitar bulan Agustus sampai dengan awal September. Mustahil Nabi Isa lahir bulan Desember, karena bulan Desember adalah musim dingin yang tidak akan membuahkan musim buah korma masak. Maka jika ada umat Islam yang turut merayakan Natal atau mengucapkan selamat Natal atas kelahiran Yesus, berarti dia mengingkari Al Quran surat Maryam 25. (Sabili)

Sunday, November 23, 2008

DARI RUSIA

Kalangan Muda Tatarstan Ramai-ramai Memeluk Islam PDF Print E-mail

Toko pakaian di seberang masjid itu menjual aneka ragam pakaian. Dari celana jeans hingga T-sirt. Tetapi juga menyediakan para pelanggan yang ingin membeli pakaian muslim dan warna-warni jilbab.

Di Tatarstan, pemandangan anak-anak muda berpakaian khas muslim dan meninggalkan pakaian ala Barat mulai nampak di mana-mana. Lebih dari sekedar trend fasion, , kecenderungan mencerminkan gelombang minat yang amat tinggi berislam bagi kalangan muda, terutama dari sebagian besar daerah Islam.

"Anak-anak muda sedang mencari sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih dalam dari sekedar klab malam, alkohol dan seks," ujar Eliza. Pramuniaga berusia 22 tahun ini mengenakan jilbab biru yang dibungkus dengan jaket dan rok hitam.

Menurutnya, banyak anak yang muda Tatar --yang melacak garis keturunan mereka kepada sekumpulan bangsa Mongol yang menyebrang ke Rusia antara abad ke-12 sampai 13—sebagaimana cara khas pakaiannya yang menggunakan pakaian Islam.

Tumbuh permintaan pakaian Muslim telah memungkinkan pemilik toko Ildar Gubaydullin untuk membuka dua toko di pusat ibukota Tatarstan selama dua bulan lalu . Namun di pusat kota Kazan, di mana pencakar langit bercampur campuran dengan arsitektur Rusia, kubah gereja kaum ortodox Rusia dan menara masjid, kecenderungan seperti itulah tidaklah begitu nampak.

Kristen Ortodox Rusia merupakan kelompok kedua terbesar di Tatarstan.Meski demikian, anak-anak muda Tatar sedang berbalik pada Islam. Masih banyak orang masih memakai celana jeans biru, namun jilbab adalah pemandangan yang biasa.

"Di mana-mana, sekarang ini, di universitas, di) sekolah," ujar Dzhamila, gadis berusia 18 seperti dituturkan pada The Associated Press (AP), Selasa, (30/8) kemarin.


Pavel Chikov, (27) membenarkan. Belakangan ini minat terhadap Islam menjadi kebiasaan baru --sejak empat tahun lalu-- itu dicerminkan tidak hanya di dalam hal pakaian, tetapi juga larisnya makanan yang disajikan menurut Islam, khususnya makanan halal.. "Ini suatu proses alami. Tak seorangpun memaksa atas pada kami," ujarnya.

Menurutnya, wajah Islam mulai nampak di publik. Sebuah masjid megah, Qol Sharif telah berdiri bulan Juni lalu . Universitas Islam telah dibuka lima tahun lalu. Sejak Soviet bangkrut, ujar Khakimov, hampir tiga belas sekolah Islam berdiri.

Saat peresmian masjid Qol Sharif, bukan Juni lalu, pimpinan Dewan Muslim Tatarstan, Iskhakov Gusman Gumerovich, sempat menyatakan, pembangunan masjid dan revitalisasi masjid-masjid 'mati' di Tatarstan adalah penanda semangat Islam telah lahir kembali di negaranya.

Pembangunan kembali masjid tak hanya dilakukan di Kazan, tetapi juga 29 wilayah lain di negara itu.

Umumnya, masjid-masjid 'mati' atau yang telah berubah fungsi dikembalikan lagi sebagai pusat ibadah kaum Muslim.

''Masjid adalah pusat pencerahan. Masjid akan menyatukan umat dan meningkatkan pendidikan moral, terutama bagi generasi muda,'' ujarnya.

Semangat berislam warga Tatarstan adalah juga cerminan ghirah berislam di beberapa negara bekas Uni Soviet.

Bahkan di Rusia, dari hari ke hari makin banyak warganya yang memilih pindah ke agama Islam meski sikap anti-Islam juga terus berlangsung. Sekitar 20 ribu orang telah menjadi mualaf sejak periode Januari hingga Oktober tahun 2004. Angka itu, hanya di ibukota Moskow saja. Pada periode yang sama tahun 2002, sekitar 12.450 orang telah menyatakan diri sebagai Muslim. (The Moscow Time.com/AP/hid/cha)

JAKCO JADI MUALLAF

Fluid
Michael Jackson Memeluk Islam PDF Print E-mail
Friday, 21 November 2008 03:08

Bintang pop ternama dunia, Michael Jackson dikabarkan telah memeluk Islam dan berganti nama menjadi Mikaeel (Mikail), salah satu nama Malaikat yang dikenal dalam Islam


Bintang pop ternama Michael Jackson (50) telah menjadi seorang Muslim - dan berubah nama-nya menjadi Mikaeel (Mikail), salah satu nama malaika yang dikenal dalam Islam.

Jacko, demikian ia akrab disapa dikabarkan telah mengucapkan dua kalimat syahadat di sebuah rumah karibnya di Los Angeles. Sebagaimana dikutip The Sun, kakak penyanyi Janet Jackson ini beralih menjadi Muslim dalam sebuah acara kecil yang dihadiri seorang imam.

Sebuah sumber menyebut, Jacko mengucapkan syahadat di sebuah studio kecil di rumah sahabat karibnya dalam reekaman album baru.

“Mereka mulai membicarakan mengenai kepercayaan yang dianutnya (Islam), dan mengatakan bagaimana kehidupan mereka menjadi baik setelah menganut agama barunya itu. Setelah itu Michael merasa tersentuh dengan ide masuk Islam,” kata seorang sumber Jumat (21/11).

Sebagaimana diberitakan, Jacho sebelumnya menolak menggunakan nama baru Mustafa. Ia justru lebih memilih nama Mikaeel (Mikail).

Michael Jackson telah mengalami pengembaraan ruhani yang cukup lama setelah kehidupannya banyak didera masalah. Sebelum ini, ia bahkan dikabarkan telah akrab dan dekat dengan jamaah Nation of Islam pimpinan Louis Farrakhan.

Banyaknya permasalahan berat yang dialami Jacko, membuat saudara Jermaine Jackson, pernah meminta agar artis yang selalu kontroversial ini memilih Islam sebagai pelindung. Jermaine pernah mengusulkan agar Jacko pergi ke negeri Islam di mana orang shalat 5 kali sehari. Nampaknya, Michael Jackson memikirkan masalah itu. [thesun/ntpost/cha/www.hidayatullah.com]