Saturday, November 21, 2009



THE POP INFOL

COOKING ADVENTURE : Bakmi Jawa di Tanah Pasundan

Bakmi nyemek atau mi dengan sedikit kuah itu tersaji panas-panas di atas meja. Di samping mi tersuguh teh poci dengan gula batu. Sementara langgam jawa Walang Kekek mengalun dari suara mbakyu Waljinah. Itulah sensasi rasa jawa yang ditawarkan warung Bakmi Jowo DU67 di Kota Bandung, Jawa Barat.

Nama DU67 merupakan singkatan dari Dipati Ukur, nama jalan tempat warung itu berada dan nomor 67 semakin memperjelas posisi warung. Pada nama Bakmi Jawa itu masih ada embel-embel keterangan Asli Gunung Kidul. Gunung Kidul adalah nama kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Warga di beberapa desa di kabupaten itu, terutama dari Kecamatan Wonosari, banyak berpenghidupan sebagai penjual mi yang kemudian dikenal sebagai mi jawa.

Yang dimaksud dengan bakmi jawa atau mi jawa versi Gunung Kidul ini adalah mi yang dimasak dengan bumbu dasar bawang putih dan kemiri. Bahan-bahan tersebut ditumbuk menggunakan lumpang.

"Kami pernah menggunakan mixer untuk menghaluskan bawang dan kemiri, tapi hasilnya kurang bagus. Aroma wangi tidak keluar," kata Murtioso Salimoen (57), pemilik Bakmi Jowo DU67.

Bumbu itu ditambah berbagai unsur bahan penambah rasa seperti tomat, daun bawang, serta bawang goreng. Pada mi juga ditambahkan telur yang telah digoreng terlebih dahulu sebelum dicampur dengan mi. Ditambahkan pula ayam yang terlebih dahulu direbus kemudian digoreng sesaat sebelum diramu dengan mi.

Mi dimasak dengan cara digodok, dalam bahasa jawa tertulis godhog , serta digoreng. Ada pula mi nyemek. Ini bahasa Jawa yang artinya kondisi berair, tapi tidak terlalu banyak. Mi nyemek disajikan dengan ukuran air sekitar 20 persen dari ukuran kuah mi godhog standar.

Rasa dan cara pembuatan mi jawa ini diusahakan mendekati orisinalitas rasa Gunung Kidul. Warung ini misalnya menggunakan arang sebagai bahan bakar seperti digunakan pembuat mi di Gunung Kidul. Panas dari arang, menurut Murtioso, dianggap paling ideal untuk menghasilkan aroma wangi bagi kemiri dan bawang.

Dengan arang, panas yang disimpan dalam ketebalan wajan (penggorengan dari baja) bisa diserap oleh bahan dengan sempurna. "Ini berbeda dengan bahan bakar gas yang panasnya kurang bisa diserap," kata Murtioso, insinyur mesin lulusan ITB dan pernah menjadi pimpinan pada sebuah BUMN.

"Kami pernah mencoba dengan briket batu bara, tetapi terasa ada rasa seperti belerang dalam masakan," kata Murtioso.

Tungku arang itu terpasang di bagian depan warung. Untuk menjaga kestabilan panas, tungku diembusi angin dengan alat yang disebut blower .

Cara mendekati orisinalitas rasa Gunung Kidul itu juga diupayakan dengan memanggil juru masak dari Gunung Kidul. Sang juru masak memberi pelatihan kepada tenaga yang juga didatangkan dari Desa Paliyan, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul.

Mi jawa yang panas itu disarankan dimakan selagi masih hangat. Jika dibawa pulang dan dibungkus menggunakan kantong plastik, sebaiknya segera dimakan. Mi panas yang terlalu lama tersimpan dalam tempat tertutup akan menjadi terlalu lunak, lembek, atau medhok . Selain itu, intensitas aroma sedap dari bawang dan kemiri juga berkurang.

Teh poci

Selain mi, warung ini juga menyediakan menu bihun godhog, bihun nyemek, dan nasi godhog . Bumbu dan cara membuatnya sama dengan mi godhog dan nyemek. Ada pula nasi goreng mawut yang berupa nasi goreng dicampur mi dan bihun. Mawut adalah bahasa Jawa yang artinya berantakan.

Yang perlu dicoba di warung ini adalah teh poci yang terasa kesat di lidah dengan rasa sepet-sepet segar. Teh berjenis melati yang beraroma sedap wangi. Warung ini menggunakan teh yang biasa digunakan warga Gunung Kidul, antara lain teh pecut. Rasa sepet-sepet segar sedap wangi itu muncul baik ketika teh disajikan panas-panas ataupun dingin dengan es. Teh bisa dinikmati dengan gula batu, gula pasir, atau tanpa pemanis sama sekali, terpulang pada selera.

"Kami sengaja memilih teh dari Gunung Kidul supaya memberi rasa lain dari teh-teh yang biasa disuguhkan di Bandung," kata Murtioso.

Rasa jawa yang diharapkan muncul dari mi dan teh itu diperkuat dengan atmosfer jawa yang dihadirkan dengan lagu-lagu langgam jawa atau campur sari, mulai dari penyanyi Waljinah sampai Manthous. Warung juga dibangun menggunakan gedhek atau dinding anyaman bambu dengan tiang-tiang dari bambu. Tidak lupa, pramusaji mengenakan belangkon atau penutup kepala khas jawa serta berbaju batik. Begitulah suasana jawa untuk menemani orang dari mana saja bersantap bakmi jawa di tanah Pasundan.

THE AUTO INFOL ^_^ Jok Motor Antihujan dan Sepatbor LED

Musim hujan begini, jok motor perlu diberi perlindungan. Karena, busanya rentan kena air maupun terik matahari. Begitu argumentasi Abdul Rojak dari Black Hook, spesialis jok di Jl. panjang No.6, Kedoya Jakarta Barat.

Apalagi sering parkir di tempat terbuka, kombinasi terik dan hujan mempercepat rusaknya busa. Untuk mencegahnya, Rojak menyediakan bahan cover jok terbuat dari bahan parasut. Trus, dipilih warna silver karena bisa memantulkan cahaya dan panasnya matahari.

Harganya Rp25 ribu, untuk semua jenis jok, termasuk yang panjang seperti Suzuki Skywave 125. Peminat bisa pensan di 0818-0751-9776.

Buat yang sudah memodifikasi motor, ada sepatbor belakang berikut lampu stop. Desainnya, mirip punya Kawasaki KLX150, tapi ada beberapa perbedaannya. Di antaranya bohlam menganut sistem LED sebanyak 13 bohlam, 12 di antaranya untuk malpu rem. Sedang satu LED lagi untuk menerangi pelat nomor. Modelnya lebih ramping dengan harga (satu set) Rp275 ribu. Yang berminat bisa sambangi toko variasi F-16 Motor, Jl. Ciledug Raya F-16, Karang Timur, Tangerang, Telp. (021) 73446678.

Friday, November 20, 2009

THE POP INFOL: 20 Kasus Flu Babi Ditemukan di Tanah Suci

Sebanyak 20 kasus flu babi atau A-H1N1 dilaporkan telah ditemukan di kalangan anggota jemaah haji dari seluruh dunia yang berdatangan ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima sejak Oktober lalu.

"Dua belas orang di antara mereka masih dirawat, selebihnya masih diobservasi," kata Menteri Kesehatan Arab Saudi Dr Abdullah Al-Rabeeah seperti dikutip Arabnews.com, Jumat.

Menkes Arab itu tidak menyebutkan asal kebangsaan pasien. Namun, ketika dikonfirmasi ke Ketua Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) dr Barita Sitompul, tidak ada anggota jemaah haji Indonesia yang terbukti mengidap virus tersebut.

Menurut dia, memang ada tiga anggota jemaah haji Indonesia yang tertangkap kamera pemindai panas tubuh yang dipasang di bandara debarkasi (Jeddah dan Madinah). Namun, setelah diobservasi di Rumah Sakit King Saud Jeddah yang dirujuk untuk menangani kasus-kasus A-H1N1 , ketiganya dinyatakan negatif dari infeksi penyakit yang telah menjadi pandemi itu.

Menurut dr Barita, ketiga anggota jemaah itu hanya mengalami influenza karena kelelahan akibat perjalanan panjang dari Tanah Air menuju Tanah Suci.

Menkes Arab itu selanjutnya mengatakan bahwa, untuk mengantisipasi kemugkinan wabah flu babi merebak, khususnya pada saat musim haji, ia telah menunjuk 80 konsultan untuk menangani pusat kesehatan intensif yang dikelola pakar-pakar pengawasan penyakit menular dari Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Ia juga menjamin persediaan l,5 juta dosis vaksin A-H1N1 yang disediakan untuk  jemaah haji. Sehari sebelumnya, pihaknya juga melakukan koordinasi guna membahas persiapan layanan kesehatan yang akan diberikan kepada jemaah haji.

"Kami akan lakukan tindakan antisipasi (precautionary action) untuk melindungi jemaah haji dari berbagai penyakit, termasuk flu babi," ungkapnya seraya menambahkan bahwa sebuah laboratorium Robotic, Cognitif, dan Biometic (BCR) telah dioperasikan di Mina dan Mekkah untuk mendeteksi virus flu babi.

Kementerian Kesehatan Arab, lanjutnya, juga telah membangun 14 rumah sakit di Mekkah berkapasitas 2.782 tempat tidur, termasuk 244 tempat tidur di ruang perawatan intensif dan 287 tempat tidur di ruang rawat darurat.

Selain itu, masih ada 35 pusat kesehatan permanen di Mekkah, sembilan pusat kesehatan selama musim haji di ruas jalan bebas hambatan Mekkah-Madinah dan empat lagi di kawasan Masjidil Haram.

Sebanyak 28 pusat kesehatan akan dioperasikan di Mina, 46 pusat di Padang Arafah dan 6 pusat kesehatan di Muzdalifah. Lebih dari 2,5 juta umat Islam sedunia diperkirakan akan "tumplek" pada acara rangkaian puncak ritual ibadah haji (Wukuf di Padang Arafah dan melontar jumrah di Mina mulai 9 hingga 12 Zulhijah (26-30 November).

Kementerian Arab Saudi merekrut 10.000 tenaga kesehatan, termasuk 100 dokter, yang 60 orang di antaranya dokter ahli penyakit menular dari mancanegara dan 147 perawat untuk menangani unit layanan darurat dan intensif di pusat-pusat kesehatan selama musim haji 1430 H.

Sebanyak 62 orang tewas di Arab Saudi akibat terinfeksi virus A-H1N1 dari sekitar 7.000 orang yang terduga terinfeksi. Namun, 95 persen di antara mereka dilaporkan sembuh total.